Tukang Cukur
Posted by Fiq | Posted in Fikir | Posted on Monday, June 29, 2009
Seorang laki-laki bernama Bador datang ke sebuah salon untuk memotong rambut dan janggutnya. Ia pun memulai sedikit perbualan yang hangat dengan tukang cukur yang melayaninya. Pelbagai macam topik pun akhirnya jadi pilihan, hingga akhirnya Tuhan jadi subjek perbualan.
"Hai Tuan, saya ini tidak percaya kalau Tuhan itu ada seperti yang anda katakan tadi," ujar si tukang cukur.
Mendengar ungkapan itu, Bador terkejut dan bertanya, "Mengapa anda berkata demikian?"
"Mudah saja, cuba anda menjengok ke luar jendela itu dan sedarlah bahwa Tuhan itu memang tidak ada. Tolong jelaskan pada saya, jika Tuhan itu ada, mengapa banyak orang yang sakit? Mengapa banyak anak yang terlantar? Jika Tuhan itu ada, tentu tidak ada sakit dan penderitaan. Tuhan apa yang mengizinkan semua itu terjadi..." ungkapnya dengan nada yang tinggi.
Bador pun berfikir tentang apa yang baru saja dikatakan sang tukang cukur. Namun, dia sama sekali tidak memberi sebarang reaksi agar pernyataan tersebut tidak lebih meluas lagi. Ketika sang tukang cukur selesai melakukan pekerjaannya, Bador pun berjalan keluar dari salon. Baru beberapa langkah, ia bertembung dengan seorang laki-laki berambut panjang dan janggutnya pun lebat. Sepertinya ia sudah lama tidak pergi ke tukang cukur dan itu membuatka nya terlihat tidak kemas. Bador kembali masuk ke dalam salon dan kemudian berkata pada sang tukang cukur, "Tukang cukur itu tidak ada!"
Sang tukang cukur pun terkejut dengan perkataan Bador tersebut. "Bagaimana mungkin mereka tidak ada, buktinya adalah saya. Saya ada di sini dan saya adalah seorang tukang cukur," sanggah sang tukang cukur.
Bador kembali berkata tegas, "Tidak, mereka tidak ada. Kalau mereka ada, tidak mungkin ada orang yang berambut panjang dan berjanggut lebat seperti contohnya lelaki di luar itu."
"Ah, anda merepek saja... Tukang cukur itu selalu ada di mana-mana. Yang terjadi pada lelaki itu adalah dia tidak mau datang ke salon saya untuk dicukur," jawabnya tenang sambil tersenyum.
"Tepat!" tegas Bador. "Itulah contohnya. Tuhan itu ada. Yang terjadi pada umat manusia itu adalah kerana mereka tidak mau datang mencari dan menemui-Nya. Itulah sebabnya mengapa begitu banyak penderitaan di seluruh dunia ini!!!"
"Hai Tuan, saya ini tidak percaya kalau Tuhan itu ada seperti yang anda katakan tadi," ujar si tukang cukur.
Mendengar ungkapan itu, Bador terkejut dan bertanya, "Mengapa anda berkata demikian?"
"Mudah saja, cuba anda menjengok ke luar jendela itu dan sedarlah bahwa Tuhan itu memang tidak ada. Tolong jelaskan pada saya, jika Tuhan itu ada, mengapa banyak orang yang sakit? Mengapa banyak anak yang terlantar? Jika Tuhan itu ada, tentu tidak ada sakit dan penderitaan. Tuhan apa yang mengizinkan semua itu terjadi..." ungkapnya dengan nada yang tinggi.
Bador pun berfikir tentang apa yang baru saja dikatakan sang tukang cukur. Namun, dia sama sekali tidak memberi sebarang reaksi agar pernyataan tersebut tidak lebih meluas lagi. Ketika sang tukang cukur selesai melakukan pekerjaannya, Bador pun berjalan keluar dari salon. Baru beberapa langkah, ia bertembung dengan seorang laki-laki berambut panjang dan janggutnya pun lebat. Sepertinya ia sudah lama tidak pergi ke tukang cukur dan itu membuatka nya terlihat tidak kemas. Bador kembali masuk ke dalam salon dan kemudian berkata pada sang tukang cukur, "Tukang cukur itu tidak ada!"
Sang tukang cukur pun terkejut dengan perkataan Bador tersebut. "Bagaimana mungkin mereka tidak ada, buktinya adalah saya. Saya ada di sini dan saya adalah seorang tukang cukur," sanggah sang tukang cukur.
Bador kembali berkata tegas, "Tidak, mereka tidak ada. Kalau mereka ada, tidak mungkin ada orang yang berambut panjang dan berjanggut lebat seperti contohnya lelaki di luar itu."
"Ah, anda merepek saja... Tukang cukur itu selalu ada di mana-mana. Yang terjadi pada lelaki itu adalah dia tidak mau datang ke salon saya untuk dicukur," jawabnya tenang sambil tersenyum.
"Tepat!" tegas Bador. "Itulah contohnya. Tuhan itu ada. Yang terjadi pada umat manusia itu adalah kerana mereka tidak mau datang mencari dan menemui-Nya. Itulah sebabnya mengapa begitu banyak penderitaan di seluruh dunia ini!!!"
Comments (0)
Post a Comment