Kedamaian Hati Adalah Kedamaian Sejati
Posted by Fiq | Posted in Fikir, Kehidupan, Mentaliti, Teladan | Posted on Wednesday, December 02, 2009
Diceritakan di sebuah negeri suatu masa dahulu, ada seorang raja mengadakan sayembara dan akan memberi hadiah yang melimpah kepada sesiapa sahaja yang mampu melukis tentang kedamaian. Ada banyak seniman dan pelukis berusaha keras untuk memenangi pertandingan tersebut.
Sang raja berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka. Hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar disukainya. Tapi sang raja harus memilih satu di antara kedua-duanya.
Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaga bagaikan cermin sempurna yang memantulkan kedamaian gunung ganang yang tenang menjulang di sekitarnya. Di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arak. Semua yang memandang lukisan tersebut akan berpendapat bahawa itulah lukisan terbaik mengenai kedamaian.
Lukisan kedua juga menggambarkan tentang kawasan pergunungan. Namun tampak kasar dan gondol. Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan turunnya hujan badai dan petir sabung menyabung. Di sisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih, sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian.
Tapi ada sesuatu yang menarik perhatian raja. Di balik air terjun itu tumbuh semak-semak kecil di atas sela-sela batu. Di dalam semak-semak itu seekor ibu pipit meletakkan sarangnya. Jadi, di tengah-tengah riuh-rendahnya air terjun, seekor ibu pipit sedang mengerami telurnya dengan damai. Benar-benar damai.
Akhirnya, sang raja memilih lukisan kedua. Semua orang mempertikaikan keputusan baginda. Bertubi-tubi soalan dilontarkan bertanyakan mengapa lukisan itu yang dipilih. Sang raja kemudiannya menjawab, “Kedamaian bukan bererti anda harus berada di tempat yang tanpa kekacauan, kesukaran atau pekerjaan yang teruk atau sibuk. Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meskipun anda berada di tengah huru-hara luar biasa.”
Sang raja berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka. Hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar disukainya. Tapi sang raja harus memilih satu di antara kedua-duanya.
Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaga bagaikan cermin sempurna yang memantulkan kedamaian gunung ganang yang tenang menjulang di sekitarnya. Di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arak. Semua yang memandang lukisan tersebut akan berpendapat bahawa itulah lukisan terbaik mengenai kedamaian.
Lukisan kedua juga menggambarkan tentang kawasan pergunungan. Namun tampak kasar dan gondol. Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan turunnya hujan badai dan petir sabung menyabung. Di sisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih, sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian.
Tapi ada sesuatu yang menarik perhatian raja. Di balik air terjun itu tumbuh semak-semak kecil di atas sela-sela batu. Di dalam semak-semak itu seekor ibu pipit meletakkan sarangnya. Jadi, di tengah-tengah riuh-rendahnya air terjun, seekor ibu pipit sedang mengerami telurnya dengan damai. Benar-benar damai.
Akhirnya, sang raja memilih lukisan kedua. Semua orang mempertikaikan keputusan baginda. Bertubi-tubi soalan dilontarkan bertanyakan mengapa lukisan itu yang dipilih. Sang raja kemudiannya menjawab, “Kedamaian bukan bererti anda harus berada di tempat yang tanpa kekacauan, kesukaran atau pekerjaan yang teruk atau sibuk. Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meskipun anda berada di tengah huru-hara luar biasa.”
Kesimpulan cerita:
Kedamaian hati adalah kedamaian sejati...
Dengor la lagu "Damai"