Mangkuk Sang Pengemis
Posted by Fiq | Posted in Fikir, Kehidupan, Renungan | Posted on Friday, December 11, 2009
Seorang raja bersama pengiringnya keluar dari istananya untuk menikmati udara pagi. Di keramaian, ia didatangi oleh seorang pengemis. Sang raja menyapa pengemis ini, "Apa yang engkau inginkan dari dariku?"
Si pengemis itu tersenyum dan berkata "Tuanku bertanya, seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan patik..."
Sang raja terkejut, ia merasa pelik la berkata, "Tentu saja beta dapat memenuhi permintaanmu. Apa yang engkau ingin minta, katakanlah!"
Maka jawab sang pengemis, "Berfikirlah dua kali, wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa."
Sebenarnya sang pengemis itu bukanlah sembarangan pengemis. Namun raja tidak menyedari akan hal itu. Timbul rasa angkuh dan tak senang pada diri raja, kerana mendapat nasihat dari seorang pengemis, lalu berkata "Sudah aku katakan, aku dapat memenuhi permintaanmu. Apapun juga! Aku adalah raja yang paling berkuasa dan kaya-raya!"
Dengan penuh kehormatan dan rendah diri, si pengemis itu menghulurkan mangkuk penadah sedekah, "Tuanku isilah apa yang tuanku hendak bagi kepada hamba di dalam mangkuk ini..."
Bukan kepalang geram sang raja mendengar kata-kata pengemis di hadapannya itu. Segera baginda memerintahkan bendahara kerajaan yang ikut dengannya untuk mengisi penuh mangkuk sang pengemis itu dengan emas.
Kemudian bendahara menuangkan emas dari pundi-pundi besar yang di bawanya ke dalam mangkuk sedekah sang pengemis. Anehnya, emas dalam pundi-pundi besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk sedekah.
Tidak mahu malu di hadapan rakyatnya, sang raja terus memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu. Tetapi mangkuk itu tetap kosong. Bahkan seluruh perbendaharaan kerajaan; emas, intan berlian, manikam telah habis dilahap mangkuk sedekah itu. Mangkuk itu seolah-olah tanpa dasar.
Dengan perasaan tak menentu, sang raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis.Baginda kemudiannya ia bertanya, "Sebelum berlalu dari tempat ini, dapatkah tuan menjelaskan perihal mangkuk sedekah ini?"
Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, "Mangkuk itu terbuat daripada keinginan manusia yang tanpa batas. Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya. Ada kegembiraan, keinginan memuncak di hati, pengalaman yang mengasyikkan kala engkau menginginkan sesuatu. Ketika akhirnya engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kau dapatkan itu, seolah tidak ada lagi ertinya bagimu. Semuanya hilang ibarat emas intan berlian yang masuk dalam mangkuk yang tak beralas itu. Kegembiraan, keinginan, dan pengalaman yang mengasyikkan itu hanya tatkala dalam proses untuk mendapatkan keinginan. Begitu saja seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru. Orang tidak pernah merasa puas. Ia selalu merasa kekurangan. Anak cucumu kelak mengatakan 'Kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak'"
Raja itu bertanya lagi, "Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?"
"Tentu ada, iaitu rasa syukur kepada Allah SWT. Jika engkau pandai bersyukur, Allah akan menambah nikmat padamu..." balas sang pengemis misteri itu, sambil ia berjalan kemudian menghilang daripada mata khalayak...
Si pengemis itu tersenyum dan berkata "Tuanku bertanya, seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan patik..."
Sang raja terkejut, ia merasa pelik la berkata, "Tentu saja beta dapat memenuhi permintaanmu. Apa yang engkau ingin minta, katakanlah!"
Maka jawab sang pengemis, "Berfikirlah dua kali, wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa."
Sebenarnya sang pengemis itu bukanlah sembarangan pengemis. Namun raja tidak menyedari akan hal itu. Timbul rasa angkuh dan tak senang pada diri raja, kerana mendapat nasihat dari seorang pengemis, lalu berkata "Sudah aku katakan, aku dapat memenuhi permintaanmu. Apapun juga! Aku adalah raja yang paling berkuasa dan kaya-raya!"
Dengan penuh kehormatan dan rendah diri, si pengemis itu menghulurkan mangkuk penadah sedekah, "Tuanku isilah apa yang tuanku hendak bagi kepada hamba di dalam mangkuk ini..."
Bukan kepalang geram sang raja mendengar kata-kata pengemis di hadapannya itu. Segera baginda memerintahkan bendahara kerajaan yang ikut dengannya untuk mengisi penuh mangkuk sang pengemis itu dengan emas.
Kemudian bendahara menuangkan emas dari pundi-pundi besar yang di bawanya ke dalam mangkuk sedekah sang pengemis. Anehnya, emas dalam pundi-pundi besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk sedekah.
Tidak mahu malu di hadapan rakyatnya, sang raja terus memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu. Tetapi mangkuk itu tetap kosong. Bahkan seluruh perbendaharaan kerajaan; emas, intan berlian, manikam telah habis dilahap mangkuk sedekah itu. Mangkuk itu seolah-olah tanpa dasar.
Dengan perasaan tak menentu, sang raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis.Baginda kemudiannya ia bertanya, "Sebelum berlalu dari tempat ini, dapatkah tuan menjelaskan perihal mangkuk sedekah ini?"
Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, "Mangkuk itu terbuat daripada keinginan manusia yang tanpa batas. Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya. Ada kegembiraan, keinginan memuncak di hati, pengalaman yang mengasyikkan kala engkau menginginkan sesuatu. Ketika akhirnya engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kau dapatkan itu, seolah tidak ada lagi ertinya bagimu. Semuanya hilang ibarat emas intan berlian yang masuk dalam mangkuk yang tak beralas itu. Kegembiraan, keinginan, dan pengalaman yang mengasyikkan itu hanya tatkala dalam proses untuk mendapatkan keinginan. Begitu saja seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru. Orang tidak pernah merasa puas. Ia selalu merasa kekurangan. Anak cucumu kelak mengatakan 'Kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak'"
Raja itu bertanya lagi, "Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?"
"Tentu ada, iaitu rasa syukur kepada Allah SWT. Jika engkau pandai bersyukur, Allah akan menambah nikmat padamu..." balas sang pengemis misteri itu, sambil ia berjalan kemudian menghilang daripada mata khalayak...
cerita yang penuh motivation
bersyukur dgn apa yg ada
menusuk kalbu tol la...
insaf2....jgn bongkak...bongkok pun jgn jgk...merendah diri sudah laa...jgn rendahkan diri plak...lalalala
tp ade org x reti bsyukur..
bile nnt dh xde dpn mata br tercari2
kan?
Jalani Hidup Apa Adanya ~ Motivasi untuk semua=)
Cik Cookie ~ Itu yang sebaiknya...
Nurul Akma Bahari ~ Err... Tapi tak sakit kan?=p
Zetty ~ Erk... Maknanya, tinggikan diri la ek...
Miszluna ~ Betul betul betul (bak kata Ipin)
erm....mmg menusuk kalbu tol entry kali neh..ngeh3..
Honey Bunny ~ hoho... baguslah...=)
tekesima kejap baca entri ni..
tp mmg ada je yg tak pernah bersyukur...lgla yg menindas org bawah..sobsobsob
www.dilahdilot.com
Dilot ~ Biasa la... Manusia...